Posts

Showing posts from 2014

Review: Peye Guest House, Malang

Image
Weekend lalu saya dan keluarga diundang ke pernikahan sepupu di Malang, dan diinapkan di Peye Guest House. Karena cukup terkesan dengan Guest House ini, maka saya menulis review. Semoga bisa jadi referensi buat teman-teman yang mencari Guest House di Malang ya. Peye Guest House ini terletak di Jl. Simpang Dieng no. 1, Malang. Cukup mudah dicari sih, dia ada di dekat Plaza Dieng. Google Maps juga sangat jelas menunjukkan jalan ini. Demikian penampakan depan Guest House-nya: Peye Guest House tampak depan. Ada yang bisa baca tulisan hanacaraka di atas itu? Kami semua yang menginap sudah lupa pelajaran Bahasa Jawa. Lalu saat masuk kami disambut pengumuman ini: Coba perhatikan logo Peye Guest House ini. Sudah diperhatikan logonya? Nah, logo ini memicu perdebatan di antara kami sekeluarga. Apakah "Peye" dibaca seperti "peyek," temennya pecel itu loh, atau dibaca "peye," seperti huruf p dan y normal, ataukah dibaca "piyik," seperti

Deadline Itu Bernama Melahirkan

Image
Bukankah hidup selalu dipenuhi deadline? Sejak kita kecil, kita sudah terbiasa dengan deadline. Di sekolah, misalnya, tes dan ulangan bermakna deadline waktu kita belajar. Dan ketika waktu habis tetapi kita belum selesai belajar, maka kita mencontek maka kita pasrah mendapat nilai jelek. Selain itu, ada juga tugas dan proyek yang harus dikumpulkan, dan guru selalu memberi deadline. Jika pengumpulan lewat dari deadline, ada diskon nilai =D Kita memang dipenuhi deadline saat masih belajar, mulai dari Sekolah Dasar sampai kuliah. Lalu saat bekerja, kita makin dikejar-kejar deadline. Dan deadline di pekerjaan berbeda dari sekolah. Di sekolah, jika tidak memenuhi deadline, resikonya sekedar nilai jelek. Di pekerjaan, jika tidak memenuhi deadline, resikonya adalah terancam dipecat sampai rasa malu karena tidak berhasil mengukir prestasi diri. Lalu muncullah deadline-deadline yang kita buat sendiri, untuk memacu kita supaya mencapai sesuatu. Bukan hanya untuk mencapai sesuatu sih, tapi

Product Review: Bio-Oil

Image
Salah satu hal yang pasti dipikirkan oleh ibu-ibu hamil adalah: bagaimana cara mencegah stretch marks? Sudah bukan rumor lagi bahwa dalam proses hamil dan melahirkan, tubuh wanita akan berubah: membesar, kulitnya menggelambir, keluar garis-garis macan (baca: stretch mark) di perut, paha, pantat, payudara, pokoknya bisa langsung ikut pesta Halloween deh. Jadi apa sebenarnya stretch mark itu? Saya suka deskripsi sederhana dari webmd ini: Stretch marks happen when your body grows faster than your skin can keep up with. This causes the elastic fibers just under the surface of the skin to break, resulting in stretch marks. Jika kita google how to get rid of stretch marks, banyak sekali cara dan produk yang tersebar di Internet. Tapi jujur, saya belum menemukan satupun testimony jujur yang bisa saya percaya mengenai keberhasilan mengubah kulit lorek macan kembali ke kulit manusia. Apalagi webmd juga memberi peringatan kejam ini: Unfortunately, there’s no way to prevent stretc

#golkusederhana

Image
Apa tujuan hidupmu? Ini mungkin adalah salah satu pertanyaan paling filosofis yang ada. Jawabannya pun bisa cukup klise seperti "ingin bahagia" atau cukup agamawi seperti "ingin hidup memuliakan Tuhan." Not that they are wrong answers. Punya tujuan hidup sangat penting, seperti wejangan si bijak Chesire Cat ketika ngobrol dengan Alice di dunia gila mereka: Masalahnya biasanya kita hanya punya tujuan hidup yang muluk tanpa memikirkan harus lewat jalan yang mana untuk bisa berjalan ke sana. Lalu tujuan hidup itu pun terbengkalai karena kita letakkan di awan-awan, sementara kita hanya berjalan-jalan di bumi. Ngga akan nyampe-nyampe dong, Lalu bagaimana? Saya berusaha memecahkan masalah ini dengan mem- break down tujuan hidup muluk saya menjadi beberapa tujuan hidup jangka panjang , yang lalu saya break down lagi menjadi tujuan hidup jangka pendek . Setelah punya tujuan hidup jangka pendek, ternyata jadi lebih mudah untuk melihat jalan-jalan yang harus

Kecetit! Saat Mengandung

Image
Saat masuk ke bulan ke-4 kehamilan, saya kecetit. Bahasa kerennya muscle spasm, otot tegang dan kaku. Lokasi kecetit saya di punggung kiri atas dan sakitnya bukan main. Diam sakit, gerak sakit. Mau berbaring tidak bisa sendiri, mau bangun tidak bisa sendiri. Yang sakit itu lokasinya di sekitar rhomboid muscles itu. Gambar diambil dari  sini Dulu saya sudah sudah pernah kecetit di lokasi yang sama. Setelah ditusuk jarum dan minum muscle relaxer dari dokter, saya sembuh. Tapi rupanya kali ini tidak bisa semudah itu. Saat saya ke RS Adi Husada berharap disembuhkan oleh ahli akunpuntur dr. Yudhi Perdana, beliau menyampaikan bahwa wanita hamil, terutama untuk yang kandungannya masih di trimester pertama, ternyata tidak boleh ditusuk jarum, tidak boleh diurut, tidak boleh dipijat, tidak boleh minum muscle relaxer, tidak boleh dioles balsem dan ointment. Dokter hanya merekomendasikan minyak telon saja. Pak dokter akunpuntur, menurut saya minyak telon itu cuma harum-harum bayi saja.

Pilih testpack yang mahal atau yang murah?

Image
Post ini lanjutan dari post sebelumnya . Karena hasil testpack pertama tidak jelas, besoknya saya ulangi lagi saat bangun pagi (testpack paling baik menggunakan pipis pertama setelah bangun tidur. Jangan tanya prosedurnya. Messy!). Dan hasilnya: tetap tidak jelas! Hasil testpack pagi-pagi buta tanggal 4 Mei 2014 dan 5 Mei 2014 For your information, testpack yang saya gunakan adalah merk OneMed, yang terkenal sebagai testpack paling murah seantero dunia Surabaya. Si dedek dokter yang menyarankan beli ini karena katanya dokter-dokter kalo ngetes juga pakenya si murah meriah OneMed ini. Psstt, harganya sekitar 2,000 rupiah aja per strip! Tapi 'kan kita sering dengar kalo barang terlalu murah kualitasnya kurang bagus, jadi eike penasaran juga pengen coba testpack yang lebih mahal. Mungkin hasilnya lebih jelas. Lalu si mamah menyarankan tes langsung aja di lab, kalo positif, sore langsung ke obgyn biar bisa dikasih vitamin dan kawan-kawannya. Maka berangkatlah saya pagi-p

Roti dan Pasta Masih Enak!

Image
Perhatian: Ini bukan post tentang review makanan. Ini masih post mengenai berusaha hamil :D Yang masih mau baca silahkan lanjut: Roti dan pasta masih enak! Itu yang saya teriakkan dalam hati ketika membaca-baca mengenai diet penderita PCOS . Lewat browsing, blogwalking, dan banyak forumwalking, saya menyadari banyak sekali pihak yang swear to diet and lifestyle untuk menstabilkan hormon-hormon yang menggila di penderita PCOS. Ada yang berhasil menjinakkan hormonnya dan berhasil hamil, tetapi ada pula yang tidak berhasil. Tapi hampir semua pihak mengingatkan pentingnya diet dan lifestyle, selain tetap mengkonsumsi obat yang disarankan dokter, terutama Metformin/Glucophage. I wonder why the three doctors who I've consulted to never mentioned about this. Anyway... Lifestyle Karena penderita PCOS cenderung resisten terhadap insulin, maka dari itu cenderung overweight--meskipun bisa juga underweight, seperti saya--salah satu healthy lifestyle yang paling penting adalah berolahr

Sangat Ingin Hamil? Tidak Juga

Image
Apakah saya sangat ingin hamil? Tidak juga. Saya merasa diberi anak atau tidak adalah hak Yang di Atas. Dan saya tidak merasa kurang sebagai wanita hanya karena tidak punya anak. Saya merasa cukup bahagia, dan sudah cukup sibuk, dengan hidup childless saya. Jika ada orang-orang yang bertanya apakah saya menunda? Mengapa saya tidak punya anak? Saya juga bisa menjawab dengan tenang tanpa ada sakit hati atau perasaan insecure. Tetapi apakah saya mencegah kehamilan karena tidak begitu ingin hamil? Tidak juga. I keep my womb open XD. Jika saatnya diberi kepercayaan mengasuh anak, saya tahu itu keputusan-Nya yang terbaik. Namun kenyamanan saya justru runtuh di saat saya melihat teman-teman saya hamil ataupun melahirkan. Ada sesuatu yang surgawi saat mereka membicarakan kebahagiaan mereka (dan juga kerepotan mereka mengurus si baby), saat mereka memasang foto-foto bersama si newborn yang keriput dan menangis. Dan kenyamanan saya goyah. Ada suatu saat di mana tiba-tiba ada perasaan y

Chocolate Cyst. No, This Is Not A Recipe Post.

Image
If you read my previous post on trying to conceive , you know that my husband and I went to see the ob/gyn to try to get me pregnant. By my husband, I mean. Not by the ob/gyn. Of course. You know what I mean. Anyway, the first visit was in September 2012, and on the next visit (October 2012), the ob/gyn prescribed me the contraception pills (Diane) for three months to help maintain my imbalanced hormonal level. The medication was heaven, actually, at least for my skin. I was no longer an acne-prone wife when I regularly consumed Diane. In January 2013, after I had stopped taking the contraception pills and my male hormone did not run amok anymore--I had it tested, the doctor prescribed me Utrogestan, which is a kind of fertilizer in the hope enlarging my egg cells and causing them to ovulate. And the transvaginal USG result did not disappoint either. My egg cells were quite big, not big enough, but at least bigger than they had usually been. Take a peek at my inside: The left o

PCOS. Polycystic What??

Image
Saat calon suami dan saya bertemu dengan pastor sebelum menikah, ada satu pertanyaan standar dari beliau yang harus dijawab semua pasangan yang akan menikah: "Bagaimana jika tidak dikaruniai anak?" Saat itu akhir tahun 2010, dan saya tidak siap menjawab pertanyaan itu. Setelah itu calon suami juga berkata, "Ngga pernah terpikir ya ngga punya anak? Masa sih kita ngga dapet anak?" Kami menikah di awal tahun 2011 dan tidak ngebet cepat punya anak. Santai gitu, ingin menikmati masa pacaran berdua dahulu. Jadi kami on dan off dalam menggunakan "pengaman." Tetapi setelah dua tahun tidak tekdung (baca: mengandung) juga, saya mulai curiga. Jangan-jangan saya atau suami tidak subur. Di akhir 2012, kami merasa sudah siap punya anak dan memutuskan ke dokter untuk memeriksakan kesuburan. Kami ke dr. Frans O. H. Prasetyadi, Obstetrician & Gynecologist (Subspecialist in Maternal Fetal Medicine) yang praktek di Jl. Diponegoro, Surabaya (sekarang sudah pindah te

Using Up My Luck

Image
Can we use up our luck, I wonder? (Before we go on, however, we have to believe first that there exists such thing called luck, which I find very handy in overcoming envy). The thing is that sometimes we really, really want and need luck in a dire situation, and we do not get that much-needed luck. At another time, however, we can get very lucky when the situation does not call for such pot of gold by the end of the rainbow. Yesterday I had myself checked at an obgyn to see if there is something wrong with my fertility. Because last year's check showed small infertile eggs and a chocolate cyst, I prayed for luck. Before I got to know the result, an email popped on my yahoo mail (yes, I'm still using yahoo mail, and I promise I'll migrate everything to gmail soon). The email told me that I was the lucky winner of an Internet contest. I was very lucky, indeed. The contest only asked the participants to click on some celebrities. So there I was, the sole winner of clicking the

Melaporkan Diri Setiap Tahun

Image
Warga negara yang baik membayar pajak. Dan sebagai warga negara Indonesia yang baik, bukankah setiap bulan Maret (akhir Maret, tepatnya) kita semua heboh mengisi SPT (Surat Pemberitahuan) tahun sebelumnya? Di akhir maret tahun ini saya mencoba mengumpulkan SPT saya secara online. Ini adalah fasilitas terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak Indonesia. Sweet, right? Tidak perlu repot-repot lagi mengantarkan SPT ke kantor pajak. Dan penghitungannya otomatis asal kita tahu di mana memasukkan angka-angkanya. Untuk menjadi e-filer, istilah keren Wajib Pajak (ini kita) yang melaporkan SPT melalui e-filing, kita harus mendapatkan e-FIN (electronic Filing Identification Number) terlebih dahulu. Nah, e-FIN ini gunanya hanya untuk pertama kali registrasi. Cara registrasi: Masuk ke  https://efiling.pajak.go.id/registras i Isi kolom-kolom  yang diminta: NPWP, EFIN, nomor telepon, alamat email, password Cek email untuk link aktivasi Lalu kita masuk kembali ke laman web efiling yaitu  http

2014 Resolution Theme: Be Frugal!

Image
So, finally, I came up with a New Year's Resolution. It is 22 days late, but they say it's better to be late than never, right? Because the purchase of the new house have made me poor having to save enough money each month to pay for the mortgage, I decide that this year's resolution theme is: BE FRUGAL . There is, of course, a lot of ways to be frugal, but for now I'll post this one resolution: This year I'll have to hit pans. Hopefully I will not buy more makeup and skincare thingy because I'll have to focus on hitting pans.  Here are the first items that I promise to use religiously everyday.   1. Clarins White Plus Sea Lily Enriched SPF 20 PA+++ 2. Shiseido Sun Protection Compact Foundation SPF 34 PA+++ in a too big Etude casing 3. Milani Power Blush in Luminous (the dupe of NARS O) 4. Oriflame Tender Care in Almond (the only thing I'd buy from Oriflame) (You can see how important sunscreen is for me. Btw, SPF protects us from UV